Sastra  

Pura-pura Saleh Adalah Pilihan

*Pura-pura Saleh Adalah Pilihan*

 

Sebagai manusia yang kurang ajar

Lelah dan ngeluh jadi kebiasaan

pura-pura saleh di hadapan masalah

hanya untuk dipermudah segala urusan jalan keluar

Tuhan jadi tumbal

setiap tangis dan tagihan bulanan

manusia yang kurang ajar

Tak ada beda dari iblis yang merayu Adam

 

Sebagai manusia yang kurang ajar

Segala sifat buruk diendapkan

mengaku hamba yang paling

dikasihani. Dicintai lewat salat dan

zikir malamnya. Menangis karena

musibah dan derita yang dilanda

 

Manusia bejat yang merayu takdir

puisi-puisinya diramu pujian

Nabi tak henti-hentinya disebutnya

Karena musibah, masalah, dan hutang yang kian rekah dan tulah

 

Manusia bejat yang kembali pada Tuhannya

Sore menjelang tutup usia

lewat pedih sejak pundi digenggamnya

Madura, 2024

##########

 

*Kita Tidak Sendiri*

 

Kita tidak sendiri

Menanggung pilu dari hari ke hari

Cerita mengerikan bukan hanya milik mereka yang berdosa,

pun kalian yang merasa paling surga

 

Kita tidak sendiri

Di tengah kehidupan yang serba gibahan dan suka merekam kesalahan

Orang lain jadi santapan neraka dari mulut-mulut kita yang sok surga

Tidak ada keabadian dari celah kawan sendiri

Saudara musnah lantaran dosa nasi bungkus

Nasinya dimakan

Lalu bungkusnya berserakan di hadapannya

 

Kita tidak sendiri

Masih banyak orang bertaqwa dari kebejatan orang lain

Salat dari kelalaian orang lain

Dan baik di atas penderitaan yang dipertontonkan

 

Kita tidak sendiri

Dan kita ternyata sama

Sama nerakanya. Sama bejatnya. Sama busuknya.

Madura, 2024

##########

 

*Kisah Sepasang Mata*

Lah, sepasang mata itu seharusnya sudah lama redup

Tak ada lagi harapan dan tangis yang berkepanjangan

 

Penjual gorengan sudah lama bercerita

bahwa yang biasa ngutang dan bayar di awal bulan telah lama selesai dari

tempat duduknya

Tinggal beberapa catatan kecil, termasuk eceran rokok surya dan kopi hitam tanpa gula

 

Nah, ini sepasang mata itu

Masih tersisa dengan cerita dan aromanya

 

Orang-orang pada mengamini tanpa mencari tahu keluarganya

Setidaknya pada penjual gorengan itu. Yang tua itu.

 

Sepasang mata itu

aku telah lama tidak makan gorengan di situ

Aku telah hidup sejahtera dari potongan bantuan PKH, proyek aspal, bedah rumah,

uang pemilu, sekaligus sisa anggaran tahun lalu.

Madura, 2024

##########

 

*Aku Belum Benar-benar Pulang*

 

Sampai saat ini aku belum pernah benar-benar pulang

keluar masuk kamar hanya sekedar memenuhi kantuk

 

Cita belum kubawa pulang

mimpi tak jua kupeluk dalam

keringat dan doa masih selam

menyatu dalam asa nan dekam

Madura, 2024

 

Ilustrasi: Orang sedang berdo’a (ngopibareng.id)

 

*Ach Jazuli yang akrab dipanggil Mas Ajaz. Saat ini bergiat di Komunitas Ghai’ Bintang dan tenaga pendidik di SMP Integral Luqman Al-Hakim Sumenep. Penulis lepas di beberapa media cetak dan online. Buku terakhirnya yang terbit di tahun 2023 berjudul “Kisah Hujan yang Lain”. Ia bisa disapa melalui medsosnya, @ajaz_elmazry.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *