Beranda » Puluhan Pemuda Kediri Teliti Kondisi Sungai Kedak

Puluhan Pemuda Kediri Teliti Kondisi Sungai Kedak

Sebanyak 40 pemuda yang tergabung dalam Detektif Sungai menyusuri hulu Sungai Kedak, Kediri, Jawa Timur untuk meneliti kondisi sungai tersebut, Kamis (5/7/2024). 

Kegiatan tersebut bagian dari program Sekolah Alam Detektif Sungai yang digagas Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON).

Mereka melakukan observasi kesehatan sungai melalui biotilik dan penelitian mikroplastik di salah satu sungai yang mengalir ke Sungai Brantas Brantas tersebut. 

Tonis Afrianto, Koordinator kegiatan sekolah alam detektif sungai mengatakan, penelitian tersebut bertujuan untuk mengajak anak-anak untuk menjaga sungai. 

“Kegiatan ini untuk melihat kualitas air menggunakan indikator biota dan melihat kontaminasi mikroplastik yang dapat membahayakan lingkungan sekaligus mengancam kesehatan manusia,” kata Tonis, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/7/2024). 

Beberapa pelajar sedang melihat hasil penelitian mereka di layar. (Dok Ecoton-Indoklik)

Mereka terdiri dari berbagai jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah sampai atas. 

Tonis bilang, Detektif Sungai juga dikenalkan cara-cara penulisan jurnal ilmiah untuk dapat menuliskan pengalaman penelitian dan hasil identifikasi melalui kepenulisan ilmiah. 

Penulisan jurnal tersebut disertakan sebagai upaya membantu mereka dalam mendokumentasikan data dan temuan penting yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian yang komprehensif. 

“Memang dalam kegiatan ini kami lebih banyak melakukan observasi di sungai, agar siswa mengetahui kondisi lingkungan, apakah kotor, dan penuh plastik, karena saat ini banyak anak muda yang cuek. Melalui sekolah alam detektif sungai ini, bisa memberikan kesempatan anak muda untuk menyumbang solusi,” jelasnya. 

Hasilnya, dalam kegiatan observasi ini Sungai Kedak memiliki kesehatan sungai yang kurang baik.

Berdasarkan pengamatan biotilik, katanya, Sungai Kedak tercemar dengan skor 2,5. Kondisi itu masuk dalam kategori  tercemar sedang. 

Sementara dalam pengamatan mikroplastik, ditemukan kontaminasi partikel filamen, fragmen dan fiber. Sumbernya yaitu dari sampah plastik seperti kresek, saset dan kain.

Ahmad Isa Ramadhan, Tim Laboratorium Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri mengaku mendapat pemahaman mendalam tentang bahaya mikroplastik dan pentingnya mengurangi penggunaan plastik.

“Kedepannya, diharapkan semakin banyak warga yang sadar akan dampak buruk plastik dan berkomitmen untuk membawa tas belanja sendiri dan pengurangan plastik dalam kehidupan sehari-hari,” katanya. 

Dua pelajar tampak sedang mengambil sampel air untuk diteliti. (Dok Ecoton-Indoklik)

Tonis bilang, ke depan, Ecoton juga akan mengajak lebih banyak keterlibatan pelajar dan siswa, tidak hanya di lingkup daerah aliran sungai (DAS) Brantas saja. Tapi akan dilakukan di daerah dan sungai-sungai yang lainnya.

Dalam kegiatan tersebut, Ecoton bekerjasama dengan Sekolah Alam Ramadhani Mojoroto, Kota Kediri.  

Kegiatan ini dimulai pukul 7 pagi dan dibuka langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri.

Imam Muttakin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri mengapresiasi kegiatan tersebut. 

“Kami sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan ini. Kami ingin mengajak adik-adik detektif sungai untuk menjaga lingkungan dengan mengurangi plastik kresek. Termasuk mengajak orang tua dan keluarga untuk memilah sampah sejak dari rumah,” katanya. 

Menurutnya,  penting untuk menjaga sungai dari limbah rumah tangga dan polusi plastik, termasuk Sungai Brantas. 

“Kota Kediri sudah memiliki Perwali No.40 Tahun 2023 tentang pembatasan penggunaan plastik sekali pakai,” ungkapnya. 

 

Foto utama: Beberapa pemuda sedang mengecek kondisi air Sungai Kedak. (Dok Ecoton-Indoklik)

Redaksi