Beranda » Pelajar Asal Jatim Ini Surati Capres tentang Isu Lingkungan

Pelajar Asal Jatim Ini Surati Capres tentang Isu Lingkungan

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga bapak calon presiden selalu dalam keadaan sehat dan dilancarkan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Saya Aeshnina Azzahra Aqilani……..Sejak Juni 2023 hingga 19 Januari 2024, mengajak pelajar di sekolah-sekolah SD, SMP, dan SMA atau generasi Z untuk menulis surat kepada calon presiden yang berisi masalah-masalah lingkungan yang dirasakan GEN Z dan harapan,”

Begitu narasi pembuka surat Aeshnina Azzahra Aqilani, siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 10 Gresik, Jawa Timur kepada 3 calon presiden (capres) : Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Surat yang berisi tentang sejumlah masalah lingkungan itu dikirim melalui Kantor Pos Wringinanom, Gresik, Jumat, 19 Januari 2024.

Dia mengungkapkan, dalam rentan waktu itu, sudah ada 862 surat yang masuk. Dia menampung semua masalah lingkungan yang paling dirasakan dan ditulis bersama teman-temannya.

“Surat untuk Calon Presiden dikumpulkan dengan cara online maupun offline. “Sejak Juni 2023 kami menerima surat melalui akun IG @aeshnina dan @suratuntukpresidenku2024 dengan google form. Sedangkan untuk offline kami lakukan dengan door to door mendatangi sekolah-sekolah, ” ungkap Aeshnina, kepada Indoklik, melalui keterangan tertulis.

Nina menjelaskan, tujuan menulis surat untuk membuka mata para calon presiden tentang kerusakan lingkungan di Indonesia terutama di Jawa Timur.

Serius atasi masalah sampah

Aeshnina Azzahra Aqilani, pelajar asal Gresik, Jawa Timur tampak ceria saat kirim surat kepada 3 calon presiden 2024 melalui kantor pos. (Prigi Arisandi for Indoklik)

Melalui surat itu, dia mengatakan ingin punya pemimpin yang memiliki aksi nyata menjaga bumi Indonesia dari kerusakan. Termasuk penanganan sampah plastik sekali pakai yang menjadi problem serius.

“Buruknya pengelolaan sampah, pembuangan sampah sembarangan dan pembakaran sampah mencemari udara, terutama bakaran sampah plastik yang menimbulkan bau tak sedap,” kata Nina.

Dia mengungkapkan, survei yang dilakukan Aeshnina pada 862 responden menunjukkan, 69,8% orang melaporkan bahwa pembakaran sampah adalah masalah lingkungan yang paling sering mereka temui. 53,1% orang merasa tidak disediakan tempat pengolahan sampah sementara terpilah (TPST) di desanya hingga sampah ditimbun dimana mana.

Nina menegaskan, malu sebagai warga Indonesia, karena sampah yang dihasilkan Indonesia hanyut hingga Afrika selatan. 62,3% orang merasa permasalahan lingkungan di sekitar mereka adalah sampah plastik yang dibuang ke sungai.

Sebuah studi baru yang dipimpin oleh University of Oxford, ungkapnya, mengembangkan model resolusi tinggi yang mensimulasikan pergerakan sampah plastik di lautan dunia.

Hasil studi tersebut, katanya, menunjukkan bahwa Indonesia adalah sumber utama sampah plastik berbasis darat yang ditemukan di pantai-pantai di Seychelles. sampah yang Indonesia hasilkan dari Sungai Cisadane mengalir hingga pantai di Seychelles, Afrika.

“Bahkan, penelitian Ecoton 2023 menyebutkan 64 sungai Nasional telah tercemar Mikroplastik. Pencemaran sungai mempercepat kepunahan ikan-ikan air tawar di Indonesia,” beber Nina.

Sampah plastik, tambah Koordinator River Warrior Indonesia itu, pada akhirnya akan mengancam kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia.

Dia bilang, plastik tidak akan terurai di alam secara alami, namun akan terpecah menjadi serpihan kecil berukuran <5 mm disebut mikroplastik. Mikroplastik ditemukan telah mencemari seluruh rantai makanan dan lingkungan, Lebih parahnya mikroplastik ditemukan di tubuh manusia termasuk air susu ibu, pembuluh darah, hingga paru-paru.

“Hal ini sungguh menjadi masalah serius dan harus diprioritaskan demi kesehatan manusia dan lingkungan untuk generasi masa depan. Bahan kimia EDCs penyusun mikroplastik akan merusak sistem hormon yang dapat mengurangi kesuburan, kanker prostat, kanker payudara, bahkan cacat janin,” jelasnya.

Aeshnina Azzahra Aqilani, pelajar asal Gresik, Jawa Timur tampak ceria saat kirim surat kepada 3 calon presiden 2024 melalui kantor pos. (Prigi Arisandi for Indoklik)

Jika hal ini dibiarkan dan tidak segera diatasi, katanya, akan akan merusak keseimbangan alam dan mengganggu Kesehatan lingkungan.

Dia jelaskan, sungai masih banyak tercemar oleh sampah plastik, limbah pabrik, pembuangan kotoran hewan ternak dan kotoran manusia. Bahkan, katanya, sungai Citarum dijuluki sebagai Kakus Raksasa karena tingginya pencemaran Bakteri E-Coli.

Nina menilai, Indonesia menjadi tempat sampah negara maju. Beberapa desa di Serang, Sidoarjo, Mojokerto, dan Malang masih menjadi tempat pembuangan dan pembakaran sampah-sampah plastik dari Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, Jepang, Jerman, Inggris, Italia dan negara maju lainnya.

“Aktivitas ini membawa dampak pencemaran air, udara, tanah dan meracuni rantai makanan karena ditemukannya mikroplastik dalam ikan, tahu dan kerang, bahkan dalam telur ayam telah terkontaminasi dioksin,” ungkapanya.

Nina bilang, problem sampah tidak menjadi isu prioritas yang harus ditangani. Sampah plastik sudah menjadi isu global yang menjadi fokus di berbagai negara.

Kurangnya pengawasan dan sanksi tegas dari pemerintah, katanya, mengakibatkan produsen tidak bertanggung jawab atas sampah produk yang telah dihasilkan.

Padahal, ujar Nina, setiap industri harus bertanggung jawab atas pembuangan kemasan dan produk yang tidak dapat dikomposkan atau sulit untuk terurai, hal ini tertulis dalam Pasal 15 UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

Dia menilai, pemerintah masih membiarkan Indonesia menjadi tempat pembuangan sampah karena hingga saat ini masih ditemukan sampah impor masuk ke Indonesia. Belum ada keseriusan dalam pengendalian pencemaran udara dan upaya pengurangan penggunaan bahan bakar batu bara.

“Pengendalian sampah plastik sekali pakai menurut saya harus menjadi prioritas. Adanya plastik treaty menjadi bukti banyaknya negara yang sadar akan bahaya plastik sekali pakai,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, berdasarkan survei yang ia lakukan, untuk mewujudkan kota yang bebas sampah plastik sekali pakai adalah 51,9% orang menjawab dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Akan tetapi, ujarnya, banyak masyarakat yang tahu bahwa sampah plastik harus dikurangi tapi mereka terus menggunakan plastik sekali pakai, karena tidak ada penegasan regulasi pembatasan plastik sekali pakai.

Deforestasi, Pencemaran Udara dan Sungai, Perburuan Satwa, dan Pemanasan global

Menurut Nina, hilangnya kawasan hijau atau meningkatkan aktivitas deforestasi di Kalimantan Selatan menjadi konsesi sawit dan Tambang.

Aeshnina Azzahra Aqilani, pelajar asal Gresik, Jawa Timur tampak ceria saat kirim surat kepada 3 calon presiden 2024 melalui kantor pos. (Prigi Arisandi for Indoklik)

Hal itu mengakibatkan menyusutnya mata air, berkurangnya paru-paru dunia, dan kehilangan kekayaan ekologis atau keanekaragaman hayati.

“Sebagai contoh, hilangnya rumah bagi orangutan. Saat ini Indonesia menjadi negara keempat tercepat laju deforestasi hutan primer atau 270 ribu Ha/Tahun,” beber Nina.

Dia mengatakan, pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor dan asap pabrik yang masih menggunakan bahan bakar fuel meningkatkan cepatnya pemanasan global akibat tingginya kadar Karbondioksida, nitrogen oksida, gas metana, dan, aerosol.

“Buktinya, Jakarta saat ini menjadi kota dengan kualitas Udara terburuk di dunia,” tegas Nina.

Nina bilang, penangkapan ikan sungai dengan cara ilegal seperti menggunakan bom, racun dan pukat harimau masih marak. yang mempercepat kepunahan ikan. Selain itu, perburuan satwa liar banyak terjadi dan berulang-ulang. Hal itu menyebabkan hilangnya keseimbangan alam dan kepunahan

Tidak hanya itu, katanya, pemanasan global semakin nyata yang ditandai dengan iklim dan musim tidak menentu yang bisa dirasakan tingginya suhu yang terus meningkat.

“Tahun 2023 lalu, merupakan suhu terpanas yang pernah tercatat sejarah. Indonesia merupakan negara ke-9 negara emiter karbon tertinggi yang berefek buruk pada ketahanan pangan mengakibatkan harga pangan naik dan distribusi pangan tidak merata,” katanya.

Menurut Nina, problem lingkungan dan kerusakan bumi seperti hilangnya hutan di Indonesia akan terus terjadi bila pemerintah tidak menganggap kerusakan hutan sebagai masalah yang serius. Sehingga, aktivitas deforestasi terus terjadi, perburuan satwa liar dan penangkapan ikan dengan alat-alat yang merusak lingkungan.

“Jadi, kerusakan lingkungan sudah sangat parah di Indonesia, kami butuh bantuan bapak calon presiden agar SEGERA mengatasi permasalahan lingkungan ini. Generasi milenial dan Gen Z adalah generasi yang paling mendominasi Pemilu 2024, yaitu sebanyak 56,45% dari total keseluruhan,” kata Nina.

Dia meminta ketiga calon presiden calon presiden untuk ; Pertama, menghentikan kegiatan penebangan hutan liar atau stop deforestasi

Kedua, melindungi sungai-sungai dari pencemaran dan memberi sanksi berat kepada kegiatan industri, pertambangan dan perkebunan sawit yang mencemari dan merusak sungai.

Aeshnina Azzahra Aqilani, pelajar asal Gresik, Jawa Timur tampak ceria saat kirim surat kepada 3 calon presiden 2024 melalui kantor pos. (Prigi Arisandi for Indoklik)

Keempat, membersihkan Udara Indonesia dari Polusi dan Mengurangi produksi karbon dioksida (emisi karbon), sehingga Indonesia tidak lagi menjadi penyebab pemanasan global.

Kelima, membebaskan Indonesia dari sampah plastik sekali pakai dengan membuat Peraturan Presiden Pembatasan Plastik untuk menghentikan produksi kemasan sekali pakai.

Dia juga meminta capres agar mewajibkan pemerintah desa untuk menyediakan layanan pengolahan sampah terpilah.

“Para capres juga perlu mewajibkan produsen untuk mendesain ulang packaging plastik sekali pakai, menjadi packaging yang dapat digunakan berulang atau bisa di refill kembali untuk menghentikan produksi sampah baru,” tulis Nina.

Tak kalah penting, katanya, menjalankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal 6 Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan, menegakkan aturan larangan pembakaran sampah.

“Kami juga minta para capres agar menghentikan impor sampah plastik dan memaksimalkan pengumpulan sampah plastik dan kertas dari dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan industri daur ulang dan kertas,” kata Nina.

Dia menegaskan, anak muda memiliki hak atas lingkungan hidup yang sehat, udara yang bersih, dan air yang jernih. Namun hak anak muda sudah banyak terampas oleh generasi sekarang.

“Jika bapak calon presiden ingin masa depan Indonesia semakin maju, maka urus masalah lingkungannya dulu. Jangan dibebankan kepada kami anak muda,” katanya.

Dia berharap, saya harap bapak calon presiden bisa serius mewujudkan mimpi kami untuk tinggal di lingkungan yang bersih, kaya paru-paru dunia, laut lestari dan sehat tanpa pencemaran sampah plastik sekali pakai.

Menurut Nina, generasi milenial dan gen Z adalah generasi yang paling mendominasi Pemilu 2024, yaitu sebanyak 56,45% dari total keseluruhan.

Mewakili teman-temannya, Nina berharap memiliki pemimpin yang komitmen untuk sayang akan generasi penerus Indonesia sehingga mau memprioritaskan lingkungan. Menjadi sahabat orang utan, menjaga hutan dan satwa dari kepunahan dan bertindak seperti river warrior yang menjaga kelestarian sungai.

“Kami juga ingin pemimpin yang tidak serakah mengambil hak lingkungan untuk generasi kami,” kata Nina.

Dia menegaskan, ingin punya pemimpin yang tidak hanya pandai berbicara tapi punya aksi nyata. Seperti Aquaman yang berani berjuang menjaga lautan dari pencemaran plastik sekali pakai.

Presiden Indonesia 2024, katanya, harus membebaskan Indonesia dari plastik sekali pakai.

“Demikian atas waktu dan perhatiannya, saya ucapkan terima kasih banyak. saya harap bapak mau merealisasikan dan menjawab surat saya,” kata Nina.

Redaksi