Beberapa pemuda berteduh di bawah salah satu pohon yang rindang. Puluhan bibit pohon dijejer rapi di dekat pangkal pohon itu. Sebagian sibuk menata peralatan. Sebagian lainnya sudah menunggu calon penukar sampah-penerima bibit di stand. “Tukarkan Sampahmu dengan Bibit. #Hari Peduli Sampah Nasional”. Tulisan itu tertera di papan kecil terbuat dari triplek di dekat mereka.
“Ayo, buat rekan-rekan semuanya. Mari tukarkan sampahmu di sini. Kami sediakan bibit untuk satu kali penukaran. Bisa botol bekas atau plastik wadah dan bungkus makanan. Daripada dibuang sembarangan, mending tukarkan dan dapatkan bibit pohon untuk ditanam. Mari segera kurangi atau hentikan penggunaan plastik. Jaga bumi kita dengan tidak buang sampah sembarangan dan mulai menanam pohon,” suara ajakan itu terdengar jelas dari mikrofon.
Tiga perempuan datang dari arah utara menghampiri stand itu. Satu dari mereka, Putri Nur Fadila, memegang satu botol plastik bekas minuman dan menyerahkannya kepada penjaga stand.
“Mbak, boleh saya tukar botol ini? Satu aja nggak papa, ya?” kata Putri Nur Fadila.
“Boleh, Mbak. Sini botolnya, dan ini bibit pohonya. Mahoni mau?” sambut salah satu panitia.
“Terima kasih, Mbak.” setelah menerima bibit, Putri pamit dan pergi.
Aktivitas itu terekam dalam kegiatan tukar sampah dengan bibit pohon yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Palmstar Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Shiddiq (UIN KHAS) Jember Jawa Timur, Selasa 21 Februari 2023 siang itu.
Adam Azizi Yudistyana, Pegiat Mapala Palmstar UIN Khas Jember menuturkan, kegiatan ini diniatkan untuk memantik mahasiswa dan sivitas akademika setempat agar peduli pada sampah yang dihasilkan. Oleh karena itu, tambahnya, kegiatan itu sengaja dilaksanakan pada momentum Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
Sementara bibit yang dijadikan timbal balik dari penukaran sampah itu, diharapkan untuk ditanam di rumah atau tempat yang yang diinginkan untuk kelestarian bumi. Kegiatan hari ini sebenarnya tidak hanya tukar sampah dengan bibit. Tapi juga ada rangkaian cara lain; Workshop ecobrick dan eco enzym.
Selain itu, katanya, kegiatan tersebut juga berangkat dari keresahan dia dan teman-temannya di Mapala Palmstar karena tidak disediakannya tong sampah yang memadai di kampusnya.
“Kami ini resah soal sampah di kampus ini, saya lihat di setiap gedung fakultas, belum ada tong sampah. Jadinya, sampah bisa jadi oleh teman-teman mahasiswa dibuang di sembarang tempat. Sampah dari sisa makanan atau sisa kertas juga plastik nyaris semuanya dibuang ke belakang kampus oleh petugas kebersihan,” ungkapnya di Basecamp Palmstar.
Sementara untuk bibit yang dijadikan barter oleh Palmstar gunakan bibit siap tanam dari sisa kegiatan tanam pohon beberapa bulan sebelumnya. Bibit itu, katanya, didapat dari Dinas Kehutanan Kabupaten Jember, Desember 2023 lalu. Dalam kegiatan hari itu, Palmstar sediakan sekitar 200 bibit. Jenis-jenis bibit tanaman itu meliputi; bibit pohon trembesi, mahoni, beringin, glodokan tiang, kelengkeng, jambu, nangka, srikaya, dan durian.
Jumlah sampah yang ditukarkan, tambahnya, tidak dipatok. Sementara, setiap satu kali penukaran dapat satu bibit. Misal mau lebih, tetap diberikan asal sampahnya lumayan banyak. “Mengingat bibit yang tersedia 200 an. Jadi satu orang yang menukar sampahnya, dapat satu bibit. Sampah yang ditukar tidak harus sampai 1 kilo. Satu biji botol plastik misalnya, sudah bisa ditukarkan,” jelasnya.
Dia membeberkan, sejak stand itu dibuka pukul 9 pagi, sudah belasan bibit yang dibagikan per pukul 13 lewat beberapa menit. Sementara sampah yang sudah diterima sudah mencapai sekitar kurang dari 3 kilogram gabungan dari botol bekas, mika dan wadah bekas bungkus makanan.
Adam menjelaskan, siapapun bisa menukar sampahnya di acara ini. Bisa mahasiswa bisa juga dosen atau karyawan akademika UIN Khas Jember. “Bahkan, ada rekan pecinta alam dari luar UIN Khas barusan tukar sampahnya di sini. Kami juga terbuka, misal ada masyarakat sekitar kampus berminat menukar sampahnya. Semisal bibit masih ada sisanya, kami tetap simpan dan akan ditanam saat kegiatan tanam pohon di lain waktu,” jelasnya.
Beberapa waktu lalu, katanya, pihak Palmstar coba mengajukan surat rekomendasi kepada pihak UIN Khas untuk menyediakan tong sampah; tong sampah organik dan non organik. Bahkan, pengajuan seperti itu, sebenarnya beberapa kali kepengurusan Palmstar sebelumnya melakukan hal yang sama- ajukan rekomendasi tong sampah. Tetapi sampai saat ini belum ada respon .
“Bahkan sampah yang dihasilkan oleh internal kampus sendiri masih dibuang begitu saja oleh OB di belakang kampus. Dan rasanya, kami lihat kampus belum ada kegiatan dalam arti untuk sosialisasi perihal penangan sampah di internal kampus,” ungkapnya.
Sementara Palmstar sendiri, beberapa waktu sebelumnya sempat adakan kegiatan pungut sampah di area UIN KHAS bekerjasama dengan pihak World Cleanup Day (WCD) Indonesia di Jember. Dia bilang, ada beberapa mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan itu (WCD), sampah yang dihasilkan dalam sampai 20 karung. Waktu itu sampahnya dominasi sampah plastik. Perbandingannya; 95 % non organik dan 5% nya organik. “Sampah hasil kegiatan waktu itu, kami setor ke koordinator WCDI di TPA Pakusari,” ungkap Adam.
Sementar plastik yang dapat darai hasil kegiatan hari ini untuk dijadikan ecobrick. Dan akan dimanfaatkan untuk beberapa perabotan. Seperti kursi misalnya.
Menurutnya, sampah plastik berbahaya bagi lingkungan. Apalagi sampah ini sulit didaur ulang. Sampah plastik, tegasnya, jika dibiarkan atau dibuang begitu saja. Semisal berhenti di lahan persawahan, akan mengganggu kesuburan tanah. Misal bermuara ke sungai dan laut, maka akan mengganggu ekosistem yang ada di sungai dan laut. Bahkan bisa menyebabkan kematian pada ikan dan biota lainnya.
Adam menambahkan, kegiatan tersebut berkolaborasi dengan Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Jember dan Ikatan Keluarga Mahasiswa Lamongan (Ikamala) Jember.
“Manusia itu kan bisa dibilang sebagai makhluk ekologi. Artinya, memiliki hubungan erat dengan alam- baik flora dan fauna. Jadi kita bertugas untuk peka terhadap lingkungan itu sendiri. Termasuk peduli dan bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan,” katanya.
Sejauh ini, ujarnya, Palmstar coba kampanye perihal sampah plastik dengan cara melakukan guna ulang atau reuse. Misal botol plastik dan non plastik dijadikan pot-pot bunga di basecamp dan Ecobrick. Ban bekas dijadikan tempat duduk.
Dia mengajak mahasiswa UIN Khas Jember agar lebih peduli pada lingkungan. Minimal, saat jajan atau membeli sesuatu di kampus, sekiranya tidak perlu menggunakan kantong plastik, agar tidak usah memakai kantong plastik. Paling tidak, katanya, aktivitas itu sebagai bentuk upaya untuk meminimalisir penggunaan plastik.
“Saya berharap, agar pihak UIN KHAS dapat menyediakan tong sampah di setiap sudut. Minimal, di setiap sudut fakultas. Syukur misal sampai ke sudut parkiran misalnya. Sebenarnya ada petugas kebersihan di kampus untuk membersihkan sampah. Tapi titik yang tidak ada OBnya, kan sampahnya tidak bisa diurus maksimal atau bahkan tidak terurus. Semoga kegiatan ini juga jadi media penyadaran kepada kita semua dan teman-teman mahasiswa juga menerapkan kehidupan peduli lingkungan di tempat kos atau rumahnya,” ujar mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam tersebut.
Jessie Damar Lestiningrum, pegiat Palmstar lainnya mengatakan, kegiatan tersebut juga sebagai tindak lanjut dari kegiatan brand audit yang dilakukan dia dan teman-temannya beberapa waktu lalu.
“Persiapan acara ini bisa dibilang singkat sekali. Dan ini juga sebagai tindak lanjut aktivitas brand audit beberapa waktu lalu di sungai Bedadung. Dalam kegiatan belajar audit itu, kami temukan sampah didominasi Unilever dan Wings. Kegiatan hari ini kolektif, jadi semua pengurus dan anggota Palmstar semuanya dilibatkan. Selain itu, ada organisasi lain,” katanya saat ditemui di stand penukaran sampah.
Dia menuturkan, mahasiswa yang menukar sampahnya pada kegiatan tersebut masih terbilang sedikit. Menurutnya, hal itu hal itu dipengaruhi dua hal. Barangkali tidak sempat karena jadwal kuliah yang padat. Atau tidak sempat menyiapkan sampah dari kos atau rumahnya.
“Kami sudah sosialisasikan kegiatan dengan pamflet melalui media sosial. Baik itu di akun medsos Palmstar atau medsos teman-teman anggota Palmstar. Semoga banyak mahasiswa atau sivitas akademika yang berpartisipasi pada kegiatan ini,” ujar Jeje, sapaan akrabnya.
Dia bilang, persoalan sampah sebenarnya menjadi tanggungjawab bersama. Hanya saja tidak semua orang sadar akan hal tersebut. Sementara, di sisi lain, kata Jeje, hampir semua orang menghasilkan sampah setiap harinya. Baik itu hasil dari sisa konsumsi atau bekas kantong plastik saat belanja.
Jeje menilai, ada sebagian orang yang acuh tak acuh soal sampah dengan cara membuangnya sembarangan. Baik itu di sudut bangunan, lahan kosong, bahkan ada yang buang sampah ke selokan atau bahkan ke sungai. Oleh karena itu, katanya, kegiatan tukar sampah dengan bibit tersebut dapat menjadi ajang penyadartahuan kepada semua pihak. Terlebih untuk sivitas akademika di UIN Khas.
“Dari beberapa teman-temen yang nukar sampahnya. Ada yang mengambil bibit pohon durian, mahoni, dan trembesi. Saya berharap, kita semua dapat semakin sadar bahayanya sampah yang dibuang sembarangan. Apalagi, sebenarnya sampah organik bisa diolah jadi pupuk. Sementara sampah sulit terurai seperti plastik dapat diminimalisir penggunaannya,” kata mahasiswa Program Studi Hukum Tata Negara tersebut.
Putri Nur Fadila, mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN KHAS Jember menilai, kegiatan itu menarik dan edukatif serta perlu diapresiasi.
“Acara ini bagus. Tadi saya tukar botol minuman. Bibit yang didapat mau ditanam di rumah. Lumayan, satu botol larutan bisa ditukar dengan satu bibit,” katanya
Dia berharap, kegiatan tersebut terus berkelanjutan. Sehingga dapat menjelaskan ajang untuk mengedukasi masyarakat. Menurutnya, setiap individu wajib peduli terhadap lingkungan. Minimal dengan dapat mengelola sampah yang dihasilkan.