Berita Daerah

Kades Sana Tengah Buka Suara Soal Kasus Dugaan Penipuan Bantuan Bedah Rumah

Sutrisno, Kepala Desa Sana Tengah, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan buka suara soal kasus dugaan penipuan bedah rumah, di Dusun Tareta seperti dalam pemberitaan sebelumnya. Atas nama Disa yang didata, Sumae yang dapat.

Dia cerita, pihak Pemdes setempat diminta oleh Pemerintah Kecamatan Pasean untuk ajukan bedah rumah bagi warganya yang layak menerima pada tahun 2023. Dia juga membantah terlibat dalam dugaan penipuan berupa alihnama penerima bantuan bedah rumah yang di Dusun Tareta.

“Tahun 2023 pemerintah Desa Sana Tengah diminta  oleh Pemerintah Kecamatan untuk mengajukan bedah rumah.  Saya pun minta kepala dusun untuk mencari rumah yang tidak layak huni untuk didata dan diajukan ke pihak kecamatan. Termasuk yang di Tareta,” jelasnya, Senin (3/3/2025).

Sementara, bedah rumah yang turun pada tahun 2024 itu programnya dewan, bukan data yang diajukan oleh pihak desa ke kecamatan. “Yang 2024 itu, termasuk yang di Tareta itu, dari dewan (DPRD) bukan yang diajukan ke kecamatan,”

Sutrisno mengungkapkan, hanya 3 dusun di Desa Sana Tengah yang dapat bantuan itu di tahun 2024: Cekonceh, Tareta, dan Cungceng. Setiap dusun itu hanya satu penerima.

“Pihak desa tidak tahu pengajuannya yang ke DPR itu seperti apa. Detailnya bisa coba tanya orang atas di Pemerintah Kabupaten,” katanya, ketika ditanya jenis program bantuan yang disebut dari DPR itu.

Salah satu warga Sana Tengah yang tak mau disebut namanya  menilai, kurang tepat jika bantuan rumah itu dikatakan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Pasalanya, bantuan dari DPR itu biasanya berbentuk pokir dan untuk fasilitas umum.

“Kurang masuk kalau bilang ada bantuan bedah rumah dari DPR. Saya orang bawah, mas. Tapi setahu saya, kalau dari dewan-dewan itu pokir, kayak paving, slengsengan, dan yang untuk masyarakat umum lainnya. Sementara yang sedang mencuat ini kan, rumah. masak DPR ngasih bantuan rumah? Kan rumah itu milik pribadi. Entah ada program baru atau tidak di DPR soal yang rumah, saya belum  dengar,” kata warga di salah satu dusun setempat, Senin (3/3/2025).

Dia menyebut, Pemdes harusnya memberikan keterangan yang jelas soal jenis bantuan dan juga detail waktu serta rinciannya seperti apa. Baik itu melalui media massa maupun ke pihak warga yang diduga jadi korban alihnama sebagai penerima bantuan tersebut.

“Kasihan, mas. Karena yang saya tahu, ibunya Habib itu (Disa) seorang janda tua atau lansia. Saya tidak nyalahkan kades atau siapa. Alangkah baiknya, pihak yang diduga penerima dari  pengalihan itu, korban, pihak yang terlibat dalam proses pendataan serta tim verifikasi, juga operator desanya dipertemukan. Dengan begitu, ini bisa jelas.”

Ia meminta Kades Sana Tengah tidak perlu panik karena ini  sudah terlanjur ramai. “Jika memang  perlu klarifikasi, tinggal ngomong ke media berita atau medsos. Katakan yang sebenarnya. Tentu kebenaran ini akan terang jika pihak-pihak yang tadi saya singgung bertemu. Saya yakin Pak Kades itu orang bijak, jadi pasti punya cara yang bijak juga untuk selesaikan persoalan,” jelasnya.

Foto: Kepala Desa Sana Tengah, Sutrisno. (surabayainsider.com)

Penulis: Samhari
Editor: Abd Gafur

Anda mungkin juga suka...