Yayasan Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) berikan pelatihan pelestarian budaya dengan memanfaatkan teknologi digital kepada sejumlah pemuda. Pelatihan tersebut dikemas dengan Program Pelatihan Pemuda dalam Era Perkembangan Teknologi dan Informasi Sosial (PERINTIS).
Kegiatan ini dibuka secara resmi Selasa (23/7/2024) di Aula Butterfly Haven – Life Learning Farm, Panaruban, Subang, Jawa Barat.
Kegiatan ini bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KEMENKO PMK) Republik Indonesia.
Pembukaan acara dihadiri Warsito, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK – Deputi 5). Maman Wijaya, Asisten Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK.
Selain itu, hadir juga dalam acara tersebut, R. Roni Sukmaya, Kepala Bidang Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Kesatuan Bangsa, Badan Kesatuan Bangsa, dan Politik Provinsi Jawa Barat. Tri Mumpuni, Ketua Yayasan IBEKA.
Ririn Risqiana Rossi, Ketua Program PERINTIS 2024 menuturkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mencetak intelektual muda bersepatu rakyat yang memiliki keahlian teknis digital serta kesadaran berbudaya dalam kehidupan sehari-hari.
“Pemuda memiliki potensi besar dalam memanfaatkan kemajuan teknologi ini sebagai instrumen untuk meningkatkan kapasitas diri, kualitas hidup, dan mempercepat kemajuan bangsa,” katanya.
Menurutnya, perjalanan Indonesia menuju kemajuan di era perkembangan digitalisasi ini masih banyak tantangan dan problematika yang dihadapi.
Seperti halnya pisau bermata dua, tegasnya, teknologi digital dapat membawa manfaat jika digunakan dengan bijak. Namun bila disalahgunakan, dapat menimbulkan berbagai masalah, khususnya terkait pelestarian nilai dan budaya bangsa.
Dia bilang, semakin derasnya arus informasi dari luar menyebabkan tergerusnya nilai dan tradisi lokal. Pasalnya, masyarakat, terutama generasi muda, lebih mudah terpengaruh dan mengadopsi budaya asing, yang dapat mengurangi apresiasi terhadap budaya sendiri.
“Hal ini juga berpotensi mengubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat, menjauhkan mereka dari nilai-nilai dan praktik budaya tradisional yang sesuai dengan jati diri bangsa,” jelas Ririn.
Dia bilang, program ini diharapkan akan memperluas wawasan generasi muda dari beberapa aspek. Pertama, tentang teknologi digital yang berkelanjutan. Kedua, upaya pelestarian budaya dalam revolusi digital.
Ketiga, meningkatkan pemahaman terkait implementasi nilai Gerakan Nasional Revolusi Mental. Keempat, memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif, berdaya, dan mampu melestarikan budaya bangsa dalam era digital.
Ririn mengungkapkan, program tersebut merupakan serangkaian kegiatan pelatihan intensif yang akan dilaksanakan sampai Rabu (31/7/2024) mendatang.
Dia menjelaskan, pelatihan tersebut menggunakan tiga metode pendekatan; yaitu sadar diri, kenal diri, dan arti diri.
Pelatihan ini akan dibagi menjadi tiga sesi, yaitu sesi kelas, sesi luar kelas atau praktik lapangan, dan sesi dinamika kelompok.
“Semua sesi akan menekankan pada pembentukan karakter intelektual muda bersepatu rakyat. Fokusnya, pada upaya pelestarian budaya dengan menanamkan nilai dari Ideologi Pancasila dan Gerakan Nasional Revolusi Mental demi mewujudkan bangsa yang berbudaya dan berintegritas dalam era digital saat ini,” katanya.
Data yang dihimpun Indoklik, kegiatan tersebut diikuti oleh 50 orang. Rentang usianya antara 18 hingga 30 tahun, dengan latar belakang pendidikan yang bervariasi, mulai dari lulusan SMA/sederajat hingga S2.
Mereka berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, dan Banten. Hadirin yang saya hormati,
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kerjasama dari semua pihak, terutama Yayasan IBEKA dan KEMENKO PMK, yang telah berperan aktif dalam mewujudkan program ini,” katanya.
Melalui program ini, ujarnya, para peserta dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna, serta mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
“Semoga Tuhan yang Maha Esa meridhoi segala upaya kita dalam mencetak intelektual muda bersepatu rakyat dengan pemahaman teknis pada bidang digital dan mempunyai kesadaran berbudaya dalam berkehidupan. Semoga ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat dan menjadi bekal dalam menghadapi tantangan masa depan,” kata Ririn.
Foto Utama : Suasana pembukaan kegiatan PERINTIS. (Gafur/Indoklik)