Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura baru saja menuntaskan transliterasi terjemah Al-Qur’an berbahasa Madura ke dalam aksara carakan lokal.
Dikutip dari laman resminya, penulisan tersebut sebagai upaya pemuliaan dan pelestarian budaya atau spiritualitas lokal.
Dalam keterangannya, tim peneliti cum alih bahasa di kampus tersebut berhasil selesaikan 10 Juz per tanggal 6 September 2024. Hasil penelitian itu akan dipublikasikan sebagai bagian dari penelitian ilmiah multiyear.
Moh. Hafid Effendy, Ketua Tim tersebut yang berterima kasih kepada rektor dan sivitas akademika kampusnya sudah mendukung upaya transliterasi tersebut.
“Alhamdulillah, kami telah menyelesaikan 10 Juz pertama dalam tahun pertama ini. Insya Allah, tahun berikutnya akan kami lanjutkan untuk Juz 11-20,” ujar Hafid.
![](https://indoklik.id/wp-content/uploads/2024/09/IMG-20240917-WA0059.jpg)
Dia mengungkapkan, usaha ini tidak hanya berfokus pada penerjemahan Al-Qur’an, tetapi juga pada transliterasi hasil terjemahannya ke tulisan Aksara Carakan Madura.
Hafid berharap, upaya tersebut dapat menjadi jadi bukti IAIN Madura memuliakan Al-Qur’an serta melestarikan aksara carakan, yang merupakan warisan budaya nenek moyang Madura.
Saiful Hadi, Rektor IAIN Madura mengatakan, upaya ini sebagai bagian dari pemuliaan dan pelestarian budaya lokal.
“Transliterasi terjemah Al-Qur’an ke tulisan Carakan Madura adalah langkah strategis untuk mendekatkan pesan suci al-Qur’an kepada masyarakat Madura dan Jawa,” tuturnya.
Karya tersebut, jelasnya, tidak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga membuka ruang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemuliaan dan pelestarian budaya terkait bahasa dan aksara daerah di tengah arus globalisasi.
Pembuatan karya tersebut, katanya, juga bertujuan untuk memperkenalkan kembali Aksara Carakan Madura, terutama kepada generasi muda yang lebih familiar dengan alfabet latin.
“Masyarakat harus diajari kembali cara membaca carakan. Ini adalah tantangan, namun juga peluang untuk memperkuat program pendidikan terkait aksara dan budaya lokal,” katanya.
![](https://indoklik.id/wp-content/uploads/2024/09/IMG-20240917-WA0061.jpg)
Dia bilang, transliterasi yang sudah dibukukan telah diserahkan kepada Direktur Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Profesor Ahmad Zainul Hamdi.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor IAIN Madura menyampaikan bahwa proyek ini akan menjadi “kado istimewa” untuk menyambut transformasi IAIN Madura menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Madura.
Ia menyebut, hasil transliterasi ini sebagai kandidat rekor MURI, mengingat langkah ini merupakan bagian dari pemuliaan dan pelestarian budaya daerah melalui pemertahanan aksara Carakan Madura.
“Hal ini sangat selaras dengan jargon kampus kami, Tanèyan Lanjhâng, yang mengusung pemuliaan dan pelestarian kearifan lokal Madura sebagai aset berharga. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk menjaga kekayaan budaya dan spiritualitas di tengah tantangan global,” jelasnya.
Saiful berharap, karya tersebut dapat mengangkat kembali nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, serta memperkuat identitas masyarakat Madura dengan memadukan antara tradisi lokal dan nilai-nilai al-Qur’an.
“Upaya ini merupakan langkah nyata dalam menjaga warisan leluhur dan memperkuat pondasi budaya bangsa,” katanya.
Foto : Saiful Hadi, Rektor IAIN Madura menyerahkan hasil transliterasi kepada Direktur Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Profesor Ahmad Zainul Hamdi. (Dok IAIN Madura)