Fasilitas Pantai Jumiang PamekasanTak Terawat

Salah satu spot foto bertuliskan “PANTAI JUMIANG” ini berada di sisi selatan. Salah satu icon wisata ini jadi latar foto favorit pengunjung. (Samhari/Indoklik)

Moh. Hasan, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tanjung membeberkan  kondisi wisata Pantai Jumiang, Dusun Jumiang, Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur semakin hari kian memprihatinkan.

“Fasilitas banyak yang rusak, seperti jembatan yang terletak di sisi timur tidak bisa digunakan, serta sebagian gazebo juga sudah ada yang rusak,” katanya, Sabtu (11/5/2024).

Dia berharap, ada perhatian dari pemerintah untuk memberikan fasilitas yang memadai, seperti perbaikan jembatan yang sudah rusak parah, tempat parkir, toilet, dan pengadaan mushola.

“Selama ini, belum ada fasilitas berupa mushola. Sementara untuk toilet  sudah rusak semua. Terkadang saya malu sama wisatawan yang datang,” katanya.

Dia membeberkan, sejak fasilitas banyak rusak, pengunjung terus merosot. Tiap hari maksimal 20 wisatawan tiap hari. Sementara tarif tiket masuk wisatawan  tetap Rp.5000 per orang. Tarif parkir,  Rp.2000 untuk motor dan  Rp.5000 untuk mobil.

Pengunjung biasa gunakan gazebo ini untuk sekadar berteduh. Kondisinya sudah tidak layak. Cat banyak luntur dan  dimakan rayap di bebera sisi. (Samhari/Indoklik)

Hasan mengungkapkan, salah satu faktor fasilitas wisata di sana karena kurangnya  peran pemerintah dalam upaya pengembangan. Padahal, tegasnya, Pantai Jumiang termasuk wisata yang dulunya pernah menjadi objek wisata andalan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan yang diharapkan bisa mendatangkan wisatawan lokal maupun mancanegara.

Tempat wisata alam ini bisa yang ditempuh antara 20-25 menit dari pusat kota Pamekasan dengan kendaraan bermotor.

Hasan membeberkan, rusaknya fasilitas wisata di Pantai Jumiang sudah berlangsung sejak lama. Menurutnya, pengelola  setempat pun sudah berupaya melakukan pengembangan wisata secara mandiri, tapi tidak maksimal. Karena biaya untuk perbaikan sampai memadai, butuh dana besar.

Dia menjelaskan, pembagian dari hasil wisata Pantai Jumiang dibagi tiga. 60% masuk ke Pokdarwis. 30% ke Pembkab. 10% ke desa.

“Karena kami juga ada rencana penataan Pantai Jumiang, di mana nantinya warung-warung akan direlokasi, dijadikan satu di tempat lain. Sehingga nanti pengunjung yang datang bisa langsung melihat pemandangan laut lepas tanpa terhalang warung,” ujarnya.

Hasan menegaskan, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam upaya pengembangan wisata pantai ini. Menurutnya, pemerintah tak bisa lepas tangan, karena Pantai Jumiang termasuk penyumbang terbesar pendapatan asli daerah (PAD) sektor wisata di Kabupaten Pamekasan.

Jembatan yang biasa digunakan pengunjung untuk berswafoto dan lebih dekat dengan air laut, sudah rusak. (Samhari/Indoklik)

“Kami mohon karena kita di pantai ini sudah ada TPR (Tempat Pemungutan Retribusi) yang tentunya setiap bulan memberikan pemasukan kepada pemerintah, diharapkan hasil pendapatan itu bisa untuk pengembangan Pantai Jumiang,” ujar Hasan.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Pamekasan Kusairi menuturkan, minimnya anggaran yang diberikan pemerintah, tidak cukup untuk melakukan renovasi 3 wisata yang dikelola Pemkab Pamekasan. wisata Pantai Jumiang, Ekowisata  Lembung, Kec. Galis, dan wisata Talang Siring, Kec. Larangan.

“Bagaimana kita bisa mengelola wisata dengan baik? Sedangkan anggaran yang kita terima sangat minim, di tahun 2023 saja kita hanya diberi anggaran 10 juta untuk renovasi 3 tempat wisata itu,” ungkapnya, Jumat (18/5/2024).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *