Aku Bersaksi Tiada Tempat Terasyik Bagi Mahasiswa untuk Mandiri dan Merajut Mimpi Selain Kamar Kos

Penulis: Febriana Br Pangaribuan*

Tinggal sendiri di kos-kosan mengharuskanku untuk belajar mandiri. Mulai dari mencuci pakaian, memasak makanan, mengatur keuangan, dan mengatur kebutuhan lainnya.

Hidup di kos adalah sebuah petualangan yang tak terlupakan bagi yang mengalaminya. Hidup jauh dari orang tua dan memilih hidup mandiri adalah langkah besar bagi banyak anak muda untuk mencari jati diri dan menjadi alasan mengapa banyak yang memilih untuk tinggal di kos. Namun, di balik kebebasan dan kemandirian itu, ada juga tantangan yang harus dihadapi.

Hai, kenalin namaku Febriana Br Pangaribuan. Aku adalah seorang gadis muda dari Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Kota Jambi. Aku akrab disapa Febri.

Semangat belajar yang menggebu memaksaku meninggalkan rumah nan jauh di sana. Sejak langkah pertama di Kota Jambi, perasaan campur aduk memunuhi hatiku: antara antusiasme dan gugup. Namun, perasaan itu dikalahkan keyakinan bahwa aku bisa merajut mimpi melalui pendidikan terbaik ada di kota ini.

Tekad yang kuat, membuatku berani untuk menjelajahi lingkungan baru lengkap dengan jurus bunglon untuk adaptasi kehidupan di Kota Jambi.

Sebenaranya, aku pesan kos-kosan jauh sebelum tiba di kota ini. Pesan melalui aplikasi WhatsApp dan sudah memberikan uang muka kepada pemilik kos. Tetapi sesampainya di lokasi, aku terkejut bukan kepalang sebab melihat kondisinya yang tak sesuai harapan. Baik dari kelayakan maupun lokasi yang jauh dari kampus tercintaku, Universitas Jambi.

Kekecewaan itu menarikku mundur untuk mencari kos-kosan baru. Tak lupa, aku meminta pertanggungjawaban kepada pemilik kos soal uang muka yang sudah aku tempel di awal.

Aku tak mau menyerah. Kakiku terus membawaku menyusuri gang demi gang mencari kos-kosan yang lokasinya dekat dengan kampus.

Jurus Ampuh Dapat Kos Terbaik

Segala jurus aku pakai. Dari cara menyapa dengan tulus, mengamati, timbang-banding, sampai jurus negosiasi. Urusan nyari kos, memang tak boleh lupa jurus-jurus di atas. Sebab, bisa jadi, harga kos murah, tapi fasilitas parah. Atau sebaliknya, harga mahal, fasilitas tak masuk di akal.

Setelah melewati beberapa hari yang melelahkan, aku akhirnya menemukan sebuah kamar kos sederhana namun cukup nyaman. Lokasinya strategis, dekat dengan kampus, dan harganya juga terjangkau. Aku bersyukur telah menemukan kos yang sesuai dengan kebutuhannya.

Tinggal sendiri di kos-kosan mengharuskanku untuk belajar mandiri. Mulai dari mencuci pakaian, memasak makanan, mengatur keuangan, dan mengatur kebutuhan lainnya. Awalnya, aku merasa kelelahan, tetapi lama-lama aku mulai terbiasa jalani kehidupan mandiri.

Aku mulai mengatur jadwal dan belajar memasak makanan yang enak, sehat, dan hemat. Dalam hal keuangan, aku juga belajar mengaturnya. Menggunakan keuangan sesuai Aku membagi uang saku untuk biaya kos, makan, kebutuhan kuliah, dan menyimpan uangnya untuk kebutuhan mendadak.

Selain tantangan mencari kos dan mengelola diri sendiri, aku juga harus beradaptasi dengan lingkungan sosial yang baru. Aku merasa canggung dan kesepian di awal, namun perlahan-lahan mulai membuka diri dan berkenalan dengan teman-teman kos serta rekan kuliahnya.

Dari mereka, aku belajar banyak hal, mulai dari tips bertahan hidup hingga berbagi cerita suka duka. Aku merasa sangat asing dan malu-malu saat pertama kali tiba di kos. Semua orang terlihat sudah saling kenal dan dekat, sementara aku merasa sendiri. Namun, aku tidak menyerah. Aku mulai mengajak teman-teman kos mengobrol, berbagi cerita, dan meminta saran. Perlahan-lahan, Febri mulai merasa nyaman dan diterima di lingkungan barunya.

Ternyata teman-teman kos juga mengalami hal yang sama seperti aku alami. Waktu berjalan, aku dan kawan-kawan kos saling berbagi pengalaman dan tips bertahan hidup. Lama-kelamaan, kami menjadi akrab dan saling mendukung satu sama lain. Bahkan karena sudah memiliki banyak teman, kamar kosku sering menjadi tempat berkumpul bersama teman kos dan rekan kuliah.

Kalau Goa Jadi Tempat Bersemedi, Kos Jadi Tempat Rajut Mimpi

Setelah mengalami semua tantangan itu, aku merenungkan lika-liku itu. Dari seorang gadis yang ragu-ragu, aku menyadari telah tumbuh menjadi perempuan muda yang tangguh dan mandiri.

Pengalaman sebagai anak kos pemula mengajarkannya bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk belajar dan berkembang. Awalnya, aku merasa sangat takut dan khawatir. Tapi sekarang, ia justru bersyukur karena semua tantangan yang dihadapi telah membuatnya lebih kuat dan mandiri.

Kamar kosku yang jadi saksi perjalanan kemandirianku jadi mahasiswa di Kota Jambi. (Dok. Febri)

Bagiku, kos jadi tempat jahit mimpi. Hidup di kos-kosan melatihku untuk disiplin, bertanggung jawab, dan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah.

Aku belajar mengatur waktu, mengelola keuangan, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bergantung pada orang lain. Aku merasa jauh lebih dewasa. Dulu aku selalu mengandalkan orang tua, tapi sekarang aku bisa mengurus diri sendiri. Ini semua berkat pengalaman berharga yang didapat selama tinggal di kos.

Selain itu, aku juga merasa lebih percaya diri dalam bersosialisasi. Kini AKU memiliki banyak teman yang mendukung, baik di kos maupun di kampus. Pengalaman ini membuatnya lebih terbuka dan mampu beradaptasi dalam lingkungan baru. Aku merasa sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan teman-teman baru yang mau ada untuknya. Mereka membantuku beradaptasi dan memberikan semangat.

Namanya Rajut Mimpi, Tantangan Datang Silih Berganti

Banyak sekali tantangan seru yang dialami saat menjalani kehidupan anak kos. Tantangan yang pertama tentu saja saat mencari kos. Mencari kos yang sesuai dengan kondisi anggaran dan kebutuhan adalah hal yang sulit.

Berhati-hati dalam mencari kos, apalagi mencarinya melalui media sosial. Kita bukan hanya mencari kamar untuk tidur tetapi juga tempat bertahan hidup.

Tantangan kedua dimulai saat  berada di kos. Hidup mandiri di kos tentu saja tidak selalu berjalan mulus dan penuh dengan drama, ada saja tantangan  yang membuat cerita- cerita seru. Mulai dari mengatur pengeluaran agar cukup sampai akhir bulan terutama bagi yang baru pertama kali tinggal sendiri, menyeimbangkan waktu antara kuliah, organisasi, dan waktu untuk diri sendiri, jauh dari keluarga dan teman-teman di kampung halaman yang menimbulkan rasa rindu, pola makan yang tidak teratur dan kurangnya waktu istirahat, masalah rebutan dapur, kamar mandi, dan mencari sinyal wifi yang leletnya minta ampun, apalagi waktu  lampu padam.

Menurutku, setiap tantangan itu dapat dijahit menjadi cerita-cerita seru. Mulai dari mencari kos kita bisa dapat teman baru yang menolong kita, dapur sempit menjadi tempat untuk berbagi dan saling bercengkerama dengan anak kos lainnya, dan disaat kita rindu dengan keluarga ada teman-teman kos yang saling menguatkan.

Jurus Ampuh Hadapi Tantangan di Kos

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, kawan-kawan bisa coba jurus ampuh ini. Pertama, susun anggaran bulanan secara detail dan usahakan untuk menaatinya. Kedua, prioritaskan kebutuhan, bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting. Ketiga, masak sendiri, selain lebih hemat, memasak sendiri juga bisa menjadi hobi yang menyenangkan.

Keempat, jaga kebersihan, kamar yang bersih dan rapi akan membuatmu lebih nyaman dan produktif. Kelima, cari kegiatan yang menyenangkan, seperti bergabung dengan komunitas atau organisasi yang sesuai dengan minatmu. Keenam, jalin relasi yang baik dengan teman kos, saling menghargai dan menghormati adalah kunci untuk menjaga hubungan yang baik dengan teman kos.

Ketujuh, jangan takut mencoba hal baru, kos adalah waktu yang tepat untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru. Terakhir, membangun Jaringan dan membentuk karakter, tinggal di kos bukan hanya sekadar mencari tempat tinggal, tetapi juga kesempatan untuk membangun jaringan dan membentuk karakter. Melalui interaksi dengan teman kos dan orang-orang baru, kamu akan belajar banyak hal tentang kehidupan dan dirimu sendiri.

Hidup di kos adalah sebuah petualangan yang penuh dengan suka dan duka. Dengan persiapan yang matang, sikap yang positif, dan dukungan dari orang-orang terdekat, kamu pasti bisa melewati semua tantangan dan menikmati masa-masa indah di kos. Ingat, pengalaman yang kamu dapatkan selama tinggal di kos akan menjadi bekal berharga untuk masa depanmu.

 

Ilustrasi: Aku Bersaksi Tiada Tempat Terasyik Bagi Mahasiswa untuk Mandiri dan Merajut Mimpi Selain Kamar Kos

*Febriana Br Pangaribuan, mahasiswa Prodi Akuntansi, Universitas Jambi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *