Berita,NASIONAL

Aktivis Lingkungan Minta Pemerintah Agar Program Makan Siang Gratis Tak Gunakan Bungkus Makanan dari Plastik

Prigi Arisandi, aktivis lingkungan dari Ecological Observation and Wetland Conservations (Ecoton) mengingatkan pemerintah dan masyarakat akan pentingnya memperhatikan risiko kesehatan akibat kontaminasi mikroplastik dalam produk sehari-hari yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak.

“Sejumlah produk makanan, minuman, dan perawatan diri yang populer di kalangan anak-anak diketahui mengandung mikroplastik yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan mereka,” katanya, Minggu (10/11/2024).

Dia menjelaskan, minuman berpemanis dalam kemasan yang disukai anak-anak mengandung mikroplastik antara lain:

  1. Fruitea Blaccurant terdeteksi mikroplastik jenis polimer POM. Adanya kandungan POM pada sampel berkorelasi dengan jenis lastic kemasaan sachet fruitea blaccurant yaitu “other”, yang salah satu penyusunnya adalah polimer POM.
  2. Dancow kemasan karton terdeteksi mikroplastik jenis polimer PP, PBT, EVOH, PMP, dan ABS. Kemasan karton susu umumnya terdiri dari lebih dari 70% kertas, tetapi juga mengandung polimer lastic
  3. Golda Coffee terdeteksi mikroplastik jenis polimer PP dan PET. Kemasan botol Golda Coffee termasuk jenis lastic PET dan tutup botolnya termasuk jenis lastic PP.
  4. Teh hijau terdeteksi mikroplastik jenis polimer PP, Kemasan teh hijau termasuk lastic PP.
  5. Yakult terdeteksi mikroplastik jenis polimer PP dan PE, ini berkorelasi dengan jenis botol Yakult termasuk jenis PP dan PE berasal dari tutup kemasan yang terbuat dari alumunium foil yang memmiliki lapisan polyethylene di bagian dalamnya
  6. Fanta merah dan Mizone terdeteksi mikroplastik jenis polimer PET
  7. Pororo terdeteksi mikroplastik jenis polimer PU dan PBT. Jenis kemasan lastic pororo adalah lastic berlabel “other”. Polimer lastic Polyurethane (PU) digunakan sebagai bahan elastomer, perekat dan pelapis. PBT sebagai laminasi dan bahan perekat dalam berbagai industry
  8. Sprite terdeteksi mikroplastik jenis polimer PS dan PVC. Beberapa aditif yang digunakan dalam proses pembuatan botol atau kemasan bisa mengandung senyawa polystyrene dan PVC.
  9. Pocarisweet terdeteksi mikroplastik jenis PVC, PVC sering digunakan dalam beberapa jenis kemasan dan tutup botol.

Produk Perawatan Diri Anak-anak mengandung mikroplastik

Prigi bilang, mikroplastik juga ditemukan dalam produk perawatan diri anak-anak, seperti pasta gigi Kodomo, Kodomo Foaming Body Wash, dan sabun cair Nuvo Family, yang mengandung polimer sintetik PEG-8 dan PEG-40 Hydrogenated Castor Oil. PEG adalah polimer sintetik berbasis etilen oksida.

“Meskipun memiliki sifat larut air dan digunakan secara luas dalam kosmetik serta farmasi, PEG masih diklasifikasikan sebagai “polimer sintetis,” yang dalam beberapa panduan lingkungan dianggap berpotensi berperilaku seperti mikroplastik,” katanya.

Risiko Gangguan Kesehatan Pada Anak-Anak

Menurut Prigi, mikroplastik mempunyai kemampuan untuk menyerap dan mengikat polutan berbahaya yang ada di sekitarnya . Mikroplastik serta senyawa kimia penyusunnya mempunyai kemampuan bioakumulasi  dan persistent yaitu menumpuk dalam jaringan organisme selama hidupnya, karena tubuh tidak mampu sepenuhnya mengeluarkan partikel ini.

Selain itu, katanya, mikroplastik mempunyai kemampuan biomagnifikasi yaitu mikroplastik dan senyawa kimianya berpindah dari satu organisme ke organisme lainnya dalam rantai makanan, sehingga konsentrasinya meningkat pada predator tingkat atas, termasuk manusia.

Dia mengatakan, paparan mikroplastik dan ribuan senyawa kimianya membawa risiko serius bagi anak-anak yang sedang berkembang. Yaitu menyebabkan inflamasi dan gangguan sistem imun, mikroplastik yang masuk ke tubuh dapat mengganggu perkembangan otak dan saraf, meningkatkan risiko infeksi, serta memengaruhi kesehatan di masa depan.

“Pada anak-anak, organ dan sistem metabolisme masih dalam tahap perkembangan, terutama pankreas yang memproduksi insulin,” katanya.

Paparan mikroplastik, jelas Prigi, yang mengandung zat kimia seperti ftalat dan BPA (bisphenol A), dapat mengganggu fungsi hormon dan metabolisme tubuh. Karena anak-anak memiliki organ yang belum sepenuhnya matang, mereka lebih sensitif terhadap gangguan endokrin. Konsumsi gula berlebih memaksa pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin, yang lama-kelamaan dapat menyebabkan resistensi insulin.

Dia menegaskan, gangguan tersebut dapat menyebabkan perubahan hormon yang mengatur metabolisme gula, meningkatkan risiko resistensi insulin yang memicu diabetes tipe 2.

Ecoton memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat untuk melindungi generasi muda dari bahaya mikroplastik:

  1. Pencantuman Jenis Polimer Plastik pada Kemasan – Ecoton mendesak produsen untuk mencantumkan jenis polimer plastik yang digunakan pada kemasan makanan, minuman, dan produk perawatan diri
  2. Pemeriksaan Rutin terhadap Kemasan Produk – Pemerintah dan lembaga pengawas diminta untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap kemasan produk yang berpotensi melepaskan mikroplastik berbahaya guna melindungi kesehatan konsumen, terutama anak-anak.
  3. Kurangi Konsumsi Produk dalam Kemasan Plastik Sekali Pakai – Masyarakat dihimbau untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang dikemas dalam plastik sekali pakai yang memiliki risiko lebih tinggi melepaskan senyawa plastik beracun.
  4. Program Makan Siang Gratis Bebas Kemasan Plastik – Ecoton mengingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan penggunaan kemasan ramah lingkungan dalam program makan siang gratis untuk anak-anak sekolah, guna mencegah paparan mikroplastik pada generasi muda.

Foto: Uji coba makan siang gratis dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Kamis (25/7/2024)// Seperti apa makan siang yang sehat untuk anak?(KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati)

Anda mungkin juga suka...